30 Contoh Puisi Pendek Tema Bebas Terlengkap Super Keren

By | 2022-11-29

contoh-puisi-pendek-tema-bebas

Contoh Puisi Pendek Tema Bebas – Puisi adalah bentuk sastra yang menggunakan bahasa yang terorganisir secara khusus dengan tujuan untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, atau ide yang tersirat di dalamnya.  secara etimologi, pengertian puisi merupakan selaku sabda yang datang dari bahasa Yunani, adalah poeima maupun poesis yang berarti membaut maupun pembuatan. Dalam teknik pembuatannya, penyair memakai sabda selaku alat penyampaiannya. kedudukan sabda dalam puisi mampu ketimbang dengan bunyi serta rima pada seni music, dan juga aksi serta rima pada seni tari.

Baca Juga : Pengertian Puisi

Puisi pada umumnya memiliki berbagai jenis tema dan biasa di bacakan pada saat acara-acara formal seperti upacara, maupun pada saat perayaan Nasional seperti Kemerdekaan, hari guru, dan hari raya keagamaan. puisi memiliki karakteristik yang penuh akan kiasan yang bermakna, pembacaannya juga memiliki nada, tata bahasa dan tempo yang indah sehingga terlihat baik saat dibacakan.

Pengertian Puisi Pendek

Puisi pendek adalah puisi yang memiliki jumlah baris dan kata yang lebih sedikit daripada puisi lainnya. Biasanya, puisi pendek lebih fokus pada satu tema atau ide, dan menggunakan bahasa yang efektif untuk menyampaikan pesannya dengan singkat namun padat. Puisi pendek sering dianggap lebih sulit daripada puisi panjang karena harus menyampaikan ide secara efektif dalam jumlah kata yang terbatas.

Contoh Puisi Pendek Tema Bebas – Pada umumnya, puisi memiliki jumlah kata dan panjang karena tidak hanya untuk menjaga keindahan kata, namun juga penting agar makna yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh para pendengarnya.

 

Namun ada juga jenis puisi pendek yang memiliki jumlah baris yang tidak banyak namun dapat memberikan makna dalam puisi tersebut. ada berbagai macam contoh puisi pendek tema bebas yang bisa kamu temukan dari berbagai sumber seperti buku, koran, atau bahkan dari melalui internet.

Berikut ini adalah Contoh Puisi Pendek Tema Bebas yang bisa kamu pakai untuk referensi kamu dalam membuat puisi pendek, kamu juga bisa menggunakan sebagai bahan tugas sekolah kamu. yuk simak puisi pendek sebagai berikut:

 

Contoh Puisi Pendek Tema Bebas

 

Sepucuk Surat

 

tinta hitam ini memberontak sendiri

merangkai kata dari hati Nurani

aku terbayang-bayang parasmu yang menawan

sehingga aku hanyut dalam khayalan

bait demi bait puisi telah kutuliskan

agar kau dapat mengerti arti kerinduan

sepucuk surat ini teruju padamu

sang pemikat hatiku

 

contoh puisi pendek tema bebas

Nostalgia

 

Aku kembali meliintasi lorong waktu

Terperangkap dalam ingatan lamaku

Dan menyusuri memori tentang dirimu

Bayangmu melesat dalam kedipan mataku

Membuatku masuk lebih jauh ke masa lalu

Kita pernah menanti senja di penghujung hari

Menemani rembulan di kala purnama

Dan menanti pelangi setelah hujan reda

Aku terus berlalu Lalang dalam pikiranku sendiri

Dalam ruang nostalgia yang telah terpatri

contoh puisi pendek tema bebas

Perindu Senja

 

Terkadang kopi tak selalu manis

Begitu juga dengan sikapmu

Terkadang langit tak selalu cerah

Begitu juga dengan perasaanmu

Terkadang mawar juga tak merekah

Begitu juga dengan senyumanmu

Tetapi aku sadar, merindukanmu adalah jawaban

Dan senja jingga adalah kesempurnaan

contoh puisi pendek tema bebas

Suratan Takdir

 

Bahkan setiap kali mataku terpejam

Bayanganmu selalu menghantuiku

Lagi dan lagi, aku tak bisa melupakanmu

Dulu kita punya harapan yang sama

Untuk merajut sebuah kisah bahagia

Tetapi kita tak bisa melawan suratan takdir

Semesta tak mengizinkan kita untuk bersama

Hakikatnya cinta sejati adalah pengorbanan

Tentang rasa ikhlas untuk melepaskan

Seseorang yang selama ini kita perjuangkan

contoh puisi pendek tema bebas

Dilema

 

Jingga sore ini menemani lamunanku

Aku yang masih bernala-nala

Apakah ini nyata atau hanya delusiku semata

Apa ini konkret atau malah separasi durjana

Aku hendak meminang impianku

Tapi aku enggan terasing dari kekasihku

 

Contoh Puisi Pendek Tema Bebas

 

Tiga Kata

 

Rintik pagi ini jatuh cukup deras

Aku terbangun, namun tak segera beranjak

Embun masih ingin berlama-lama memeluk dedaunan

Mentari juga masih malu-malu untuk kentara

Satu dua kali aku kembali memejamkan mata

Tiba-tiba saja bayangmu ikut menyapa

Aku hanya bisa membingkai senyuman kecil

Karena ucapanmu kemarin

Dari bibir yang merah merekah

Tiga kata yang membuatku terhenti dalam waktu

Aku cinta kamu

 

 

Cinta Sejati

 

Kau adalah mentari yang menyinari hariku

Pelangi yang mewarnai hidupku

Kau adalah akar yang membantuku berdiri tegak

Karang yang selalu melindungiku dari ombak

Kau adalah payung yang sangat meneduhkan

Dan kau adalah rumah yang selalu kurindukan

 

Lentera Pilu

 

aku tak sanggup lagi memeluk bulan

meskipun sinarnya mampu menerangi malam

aku tak sanggup lagi mencumbu bintang

meskipun kerlipnya amembawa jiwaku terbang

bukan karena tak lagi menginginkan

tapi karena menggapainya terdapat batasan

sebenarnya ini juga tentang sebuah harapan

yang tak kunjung menemui satu titik terang

aku hanya bisa menjadikan malam sebagai penyamaran

untuk menjadi lentera pilu dalam kehidupan

 

Hitam Legam

 

Bumi ini beroratasi, waktu juga terus berputar

Kita tak bisa terus-terusan berlari atau berjalan

Ada kalanya kita merangkak dan jatuh tersungkur

Akupun pernah sampai pada legamnya kehidupan

Jiwaku redup, terhantam dalam lorong kenestapaan

Tapi mereka hanya pembunuh amatiran

Aku tak pernah benar-benar mati oleh keadaan

 

contoh puisi pendek tema bebas

Lonceng Kembar

 

Masa kecilku tak pernah gersang karena kau sirami

Hari-hariku juga tak pernah bias karena kau beri warna

Apa kau ingat tentang rumah pohon di seberang jalan?

Itu pintu gerbang kita masuk ke negeri dongeng

Di sana kita berlaga menjadi pendongeng di kerajaan imaji

Terbang bersama kuda poni milik peri

Lonceng persahabatan in ikan terus abadi

Sebagai simbol yang selalu dikenang di hati

Salam rinduku

Sahabatmu

 

Contoh Puisi Pendek Tema Bebas

contoh-puisi-pendek-tema-bebas

 

Datuk Siraja

 

aku berjalan gontai menapak jejak di pematang jalan

mengalunkan sapu, mendorong gerobak using

mencermati kawula muda yang duduk di taman

ia menyulut bara api, lalu melontarkannya ke segala arah

sontak aku terbayang-bayang durja Datuk Siraja

lelaki renta yang kerap memberiku petuah sejak dulu kala

kita semua harus menempatkan sesuatu pada tempatnya

bila enggan memungut bala petaka

 

contoh puisi pendek tema bebas

Garis Putih

 

Harapan yang kita impikan

Tak selalu menjadi kenyataan

Tetapi hal tak terduga bisa menembus batas logika

Datang secara tiba-tiba

Hinga bersua dengan bahagia

Karena setiap bunga mekar ada massanya

Setiap pencapaian ada tempatnya

Dan yang mengetahui hanya sang pencipta

 

contoh puisi pendek tema bebas

Bergilir

 

 Setiap manusia punya rute hidup yang berbeda

Sehingga arah langkahnya pun  tak selalu sama

Kadang kita harus terbentur dengan bebatuan jatuh ke kubangan

Hingga akhirnya menemukan jalan untuk pulang

Yang bis akita lakukan hanya menunggu giliran

Mengikuti arus sambil berbenah diri

 

Kepalsuan

 

Nona mengapa dirimu acuh?

Padahal nona bersembunyi di balik asa

Mencipta replica untuk membalik aksara

Ternyata nona hanya beralibi, menyekar separasi

 

contoh puisi pendek tema bebas

Patah

 

Ternyata aku masih bersua dengna mentari pagi ini

Padahal semalam aku hamper mati

Terjebak dalam melankolisku sendiri

Karena tak mau mengikuti kata hati

Dan membiarkanmu pergi

 

Contoh Puisi Pendek Tema Bebas

 

 Menara Lara

 

Laksana malam dalam balutan sepi yang mencekam

Sang putri mengucap sumpah serapah

Atas apa saja yang membuatnya patah

Dan siapa saja yang berulah

Harus dibayar dengan topeng bahagia

Dan juga untuk menghapus segala problematika

Derita sang putri di Menara lara

 

 

Pikiran Murni

 

Aku melihat ribuan pintu di ujung pulau

Dan aku harus melewati lautan keraguan

Melawan kebencian terkompresi

Dan menghalau segala bentuk distraksi

Aku butuh kapal keimanan

Yang tahan terhadap suara setan di kepalaku

Sebentar lagi aku akan segera sampai

Pada pintu yang menjadi jalanku

Aku berusaha keras mencegah coretan ombal

Akhirnya, kapalku berlabuh

 

contoh puisi pendek tema bebas

Mantra Lintang

 

Akulah sang pujangga yang dikutuk oleh malam

Yang terkurung dalam hiruk pikuknya ruang imaji

Tidak seperti senja tadi sore yang membawa rindu

Aku hanya bisa mengagumi lintang di cakrawala

Berharap ada yang jatuh agar bisa menaruh harap

Aku tahu, ini hanyalah sebuah ilusi yang fana

Tapi setidaknya bisa menjadi pelipur lara

 

 

Terompet Benalu

 

Alunan merasuk dalam jiwa

Menari-nari mengikuti melodi

Irama juga mengajak berdendang

Tetapi sayang seribu sayang

Banyak orang hanya mengabaikan

Karena mereka semua sepemikiran

Bahwa dirimu tak punya rasa malu

Karena menjadi terompet benalu

 

 

Serdadu Kumbang


peluh yang mengucur tak sempat kuseka

perlahan nestapa juga mulai meraba-raba

tapi tekad dan semangatku tak akan sirna

tapi tekad dan semangatku tak akan sirna

mengingat perjuangan dua malaikat tua

mungkin sekarang waktunya melukis asa

agar aku bisa membalas jasa-jasa mereka

 

Contoh Puisi Pendek Tema Bebas

 

Pemulung Kecil

 

Aku hanyalah seorang petualang

Yang berjalan menyusuri lorong Panjang

Bukan untuk lari dari kenyataan

Tapi mencoba berdamai dengan keadaan

Dari setiap perjalanan yang ku lalui

Aku mengambil pelajaran dari tempat yang kutinggali

Aku menumpang kebahagiaan dari oarng yang kutemui

Orang-orang menyebutku pemulung kecil yang berani

 

 

Rumah Usang

 

Canda tawa yang membawaku pulang

Kini sudah mulai menggersang

Rasa bahagia yang membuatku datang

Kini sudah kering kerontang

Semua berubah secara tiba-tiba

Memaksaku bersandiwara baik-baik saja

Entah apa yang menyihirr tempat ini

Semua menghilang tak terkecuali

Padahal aku rindu kehangatan di dalamnya

Pada rumah using, tempat berbagi bahagia

 

Permadani

 

Aku tak mempunyai sayap

Tapi aku tetap bisa terbang

Mengarungi lautan awan

Menggapai bintang-bintang

Memeluk sang rembulan

Menghancurkan nasib malang

Sebelum keabadaian

Bersama permadani harapan

 

Terarera

 

Sepasang dara di pohon cemara

Beretrorika tanpa suara

Merajut janji dalam mimpi

Untuk bersua di ruang imaji

Nyanyian tak seindah paras wajahmu

Alunan musikku juga tak semerdu suaramu

Tapi kerinduanku slelau menjadi pekat dimatamu

Tawamu begitu memikat

Menyelinap tanpa bermufakat

Senandung nada terus saja bersuara

Merasuk ke dalam jiwa

Terarerarera terarerarera.

 

 

Tuarang

 

Raja hutan bernaung di bawah pohon rindang

Menyantap daing si kancil yang malang

Tiba-tiba saja sang mentari ikut berlalu Lalang

Memeluk paksa sang raja hutan

Akhirnya sang raja pun siuman

Ikhwal yang sesungguhnya amat berkebalikan

Peluh sang raja hutan menganak sungai

Lehernya juga kerontang laksana hutan tandus

Ia mulai berlari dengan gontainya

Tapi sayang seribu sayang

Sumber kehidupan telah hilang

Oh raja hutan yang malang

 

Sorak Sorai

 

Setiap hari waktuku terbuang

Bersama bambu dan juga pedang

Lari berputar mengelilingi lapangan

Nafasku hamper terputus

Peluhku juga menenggelamkan kota

Rutinitas ini teramat banal

Letih sekali rasanya, ingin menyerah

Namun, semangat juga harus terus membara

Hingga waktu yang dinanti pun tiba

Tekad kuat berada di ujung tombak

Dan ini seperti buah simalakama

Berat sekali melangkahkan kakiku

Tetapi aku sudah terlanjur masuk

Pilihannya hanya ada dua

Mati sia-sia atau jadi juara dan bangga

Akhirnya, sorak sorai juga

 

 

Tak Selaras

 

Tuhan, aku tak bisa menebakmu

Jangankan hari esok

Sedetik setelah ini pun aku tak mampu

Begitu juga aku memahamimu

Aku tak bisa menebakmu

Apa kau juga mengagumiku

Karena aku sangat tergila-gila padamu

Matamu bersinar begitu terang

Hati dan parasmu juga rupawan

Diamlah, bukan itu yang membuatku jatuh hati

Tapi sikap dan pemikiranmu

Yang sederhana dan sangat dewasa

Apa kau tahu?

Disini aku selalu memikirkanmu

Menciptakan bayanganmu dalam lamunku

Tapi aku sebenarnya ini terlalu menyiksa

Karena rasaku nyata

Namun hadirmu semu.

 

Rapat Basi

 

Bangun pagi tuk kejar waktu

Rapat pagi getarkan raga

Jiwa raga dan hati siap tuk bicara

Duduk hadir di ruang rapat

 

Semua masuk dengan wajah manyun

Tanpa senyum

Bak kebanyakan makan peuyeum

Semua bermuka masam

 

Tanpa senyum

Tanpa ekspresi

Selain menunduk

Sibuk selalu dengan gadget

Gubrak.

 

Tuk apa hadir rapat

Telinga dipakai tapi bukan hati

Bicara kesana kemari sesuka hati

Tak berujung dengan solusi

 

 

Setitik Rindu

 

Rindu itu.. membaca berulang-ulang setiap kata yang kau tulis

Rasa panas dingin, menyakitkan dari ujung rambut sampai ujung kaki

Mencoba sibu bekerja di depan layar namun tak henti memikirkanmu

 

Rindu itu.. kuat bertahan menghadapi segala situasi,

Seolah kau ada disampingku, mengamati kau sibuk sendiri

Duduk di sebelahmu namun tak mampu berkata-kata,

Pikiran tak Lelah berjalan menerka-nerka sedang apa kau disana

 

Rindu itu.. paham kau baik-baik saja dan rindu aku

Sadar rasa ini tak seharusnya ada karena kau selalu ada

Selalu ingat sapamu saat kita bertemu,

Berjarak waktu dan tempat

 

Rindu itu.. merusak isi kepalaku,

Melemahkan jiwa dan ragaku, menahan rasa tuk bersua

Menunggu genggaman tangan dan pelukanmu

Mengharap tatapan lembut matamu, senyum manismu

Dan kelembutan hatimu serta santun tutur katamu

 Rindu itu, selalu berdoa dan mengharap hadirmu

 

 

Kutunggu Si Burung Hantu

 

Langit mulai jingga di ujung sana

Kuhampiri kaca jendela yang mulai basah

Hujan tak henti sepanjang hari

Rintiknya mulai mengganggu

 

Kemanakah kau wahai burung hantu

Yang setia sepanjang malam menunggu

Hujan membuat hatiku kelabu

Karena kawanku urung bertamu

 

Suaramu satu-satunya pemecah sunyi

Melewati dinginnya hari

Kau memang sahabat sejati

Selalu datang temani diri

Menyongsong menyambut pagi

 

HUJAN BULAN JUNI

Sapardi Djoko Damono

tak ada yang lebih tabah
dari hujan bulan Juni
dirahasiakannya rintik rindunya
kepada pohon berbunga itu
tak ada yang lebih bijak
dari hujan bulan Juni
dihapusnya jejak-jejak kakinya
yang ragu-ragu di jalan itu
tak ada yang lebih arif
dari hujan bulan Juni
dibiarkannya yang tak terucapkan
diserap akar pohon bunga itu

 

PADA SUATU HARI NANTI

Sapardi Djoko Damono

pada suatu hari nanti
jasadku tak akan ada lagi
tapi dalam bait-bait sajak ini
kau tak akan kurelakan sendiri
pada suatu hari nanti
suaraku tak terdengar lagi
tapi di antara larik-larik sajak ini
kau akan tetap kusiasati
pada suatu hari nanti
impianku pun tak dikenal lagi
namun di sela-sela huruf sajak ini
kau tak akan letih-letihnya kucari

 

METAMORFOSIS

Sapardi Djoko Damono

ada yang sedang menanggalkan
kata-kata yang satu demi satu
mendudukkanmu di depan cermin
dan membuatmu bertanya
tubuh siapakah gerangan
yang kukenakan ini
ada yang sedang diam-diam
menulis riwayat hidupmu
menimbang-nimbang hari lahirmu
mereka-reka sebab-sebab kematianmu
ada yang sedang diam-diam
berubah menjadi dirimu

SIHIR HUJAN

Sapardi Djoko Damono

Hujan mengenal baik pohon, jalan, dan selokan — swaranya bisa
dibeda-bedakan;
kau akan mendengarnya meski sudah kaututup pintu dan jendela.
Meskipun sudah kau matikan lampu.
Hujan, yang tahu benar membeda-bedakan, telah jatuh di pohon,
jalan, dan selokan
– – menyihirmu agar sama sekali tak sempat mengaduh waktu
menangkap wahyu yang harus kaurahasiakan

YANG FANA ADALAH WAKTU

Sapardi Djoko Damono

Yang fana adalah waktu. Kita abadi:
memungut detik demi detik, merangkainya seperti bunga
sampai pada suatu hari
kita lupa untuk apa.
“Tapi, yang fana adalah waktu, bukan?”
tanyamu.
Kita abadi.

METAMORFOSIS

Sapardi Djoko Damono

ada yang sedang menanggalkan
kata-kata yang satu demi satu
mendudukkanmu di depan cermin
dan membuatmu bertanya
tubuh siapakah gerangan
yang kukenakan ini
ada yang sedang diam-diam
menulis riwayat hidupmu
menimbang-nimbang hari lahirmu
mereka-reka sebab-sebab kematianmu
ada yang sedang diam-diam
berubah menjadi dirimu

 

SIHIR HUJAN

Sapardi Djoko Damono

Hujan mengenal baik pohon, jalan, dan selokan — swaranya bisa
dibeda-bedakan;
kau akan mendengarnya meski sudah kaututup pintu dan jendela.
Meskipun sudah kau matikan lampu.
Hujan, yang tahu benar membeda-bedakan, telah jatuh di pohon,
jalan, dan selokan
– – menyihirmu agar sama sekali tak sempat mengaduh waktu
menangkap wahyu yang harus kaurahasiakan

YANG FANA ADALAH WAKTU

Sapardi Djoko Damono

Yang fana adalah waktu. Kita abadi:
memungut detik demi detik, merangkainya seperti bunga
sampai pada suatu hari
kita lupa untuk apa.
“Tapi, yang fana adalah waktu, bukan?”
tanyamu.
Kita abadi.

Kehidupan, Sebuah Perjalanan

Kehidupan ini, seperti eskalator
Kita terus bergerak, tak pernah berhenti
Menaiki tangga demi tangga
Menuju ke atas, menuju ke kemajuan

Namun di setiap langkah, di setiap tingkat
Kita harus menghadapi rintangan yang tak terduga
Tantangan yang menantang, pujian yang membanggakan
Kita harus berjuang, kita harus berusaha

Tak ada yang berjalan mudah, tak ada yang cepat
Semuanya membutuhkan waktu, membutuhkan usaha
Tapi jangan pernah berhenti, jangan pernah merasa putus asa
Teruslah berjuang, teruslah tumbuh

Kehidupan ini, seperti warna-warni pelangi
Penuh dengan keajaiban, penuh dengan keindahan
Jadilah diri sendiri, jadilah pribadi yang bermanfaat
Jangan pernah merasa rendah, jangan pernah merasa tak berharga

Sekolahku, Rumah keduaku

Sekolah, tempat berkumpulnya anak-anak
Tempat bermain, belajar, dan tumbuh
Disini kita dapat ilmu yang bermanfaat
Disini kita dapat sahabat yang setia

Sekolah, seperti rumah kedua
Tempat kita merasa aman dan nyaman
Disini kita dapat guru yang mengajar
Disini kita dapat teman yang senang

Sekolah, sebuah wadah untuk bersaing
Untuk mengembangkan potensi yang terpendam
Disini kita dapat prestasi yang membanggakan
Disini kita dapat cita-cita yang terwujud

Sekolah, sebuah langkah menuju masa depan
Tempat kita menyiapkan diri untuk bertarung
Disini kita dapat bekal yang berguna
Disini kita dapat kekuatan yang terus bertambah

Contoh Puisi Pendek Tema Bebas – Demikian beberapa puisi singkat dengan berbagai tema yang bisa kamu gunakan sebagai referensi tugas kamu, atau kamu juga bisa menggunakannya untuk dibacakan untuk semua orang. semoga Contoh Puisi Pendek Tema Bebas ini bermanfaat

Baca juga : Puisi Hari Guru

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *