Contoh Puisi Pendek Tema Bebas – Puisi adalah bentuk sastra yang menggunakan bahasa yang terorganisir secara khusus dengan tujuan untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, atau ide yang tersirat di dalamnya. secara etimologi, pengertian puisi merupakan selaku sabda yang datang dari bahasa Yunani, adalah poeima maupun poesis yang berarti membaut maupun pembuatan. Dalam teknik pembuatannya, penyair memakai sabda selaku alat penyampaiannya. kedudukan sabda dalam puisi mampu ketimbang dengan bunyi serta rima pada seni music, dan juga aksi serta rima pada seni tari.
Baca Juga : Pengertian Puisi
Puisi pada umumnya memiliki berbagai jenis tema dan biasa di bacakan pada saat acara-acara formal seperti upacara, maupun pada saat perayaan Nasional seperti Kemerdekaan, hari guru, dan hari raya keagamaan. puisi memiliki karakteristik yang penuh akan kiasan yang bermakna, pembacaannya juga memiliki nada, tata bahasa dan tempo yang indah sehingga terlihat baik saat dibacakan.
Pengertian Puisi Pendek
Puisi pendek adalah puisi yang memiliki jumlah baris dan kata yang lebih sedikit daripada puisi lainnya. Biasanya, puisi pendek lebih fokus pada satu tema atau ide, dan menggunakan bahasa yang efektif untuk menyampaikan pesannya dengan singkat namun padat. Puisi pendek sering dianggap lebih sulit daripada puisi panjang karena harus menyampaikan ide secara efektif dalam jumlah kata yang terbatas.
Contoh Puisi Pendek Tema Bebas – Pada umumnya, puisi memiliki jumlah kata dan panjang karena tidak hanya untuk menjaga keindahan kata, namun juga penting agar makna yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh para pendengarnya.
Namun ada juga jenis puisi pendek yang memiliki jumlah baris yang tidak banyak namun dapat memberikan makna dalam puisi tersebut. ada berbagai macam contoh puisi pendek tema bebas yang bisa kamu temukan dari berbagai sumber seperti buku, koran, atau bahkan dari melalui internet.
Berikut ini adalah Contoh Puisi Pendek Tema Bebas yang bisa kamu pakai untuk referensi kamu dalam membuat puisi pendek, kamu juga bisa menggunakan sebagai bahan tugas sekolah kamu. yuk simak puisi pendek sebagai berikut:
Contoh Puisi Pendek Tema Bebas
Sepucuk Surat
tinta hitam ini memberontak sendiri
merangkai kata dari hati Nurani
aku terbayang-bayang parasmu yang menawan
sehingga aku hanyut dalam khayalan
bait demi bait puisi telah kutuliskan
agar kau dapat mengerti arti kerinduan
sepucuk surat ini teruju padamu
sang pemikat hatiku
contoh puisi pendek tema bebas
Nostalgia
Aku kembali meliintasi lorong waktu
Terperangkap dalam ingatan lamaku
Dan menyusuri memori tentang dirimu
Bayangmu melesat dalam kedipan mataku
Membuatku masuk lebih jauh ke masa lalu
Kita pernah menanti senja di penghujung hari
Menemani rembulan di kala purnama
Dan menanti pelangi setelah hujan reda
Aku terus berlalu Lalang dalam pikiranku sendiri
Dalam ruang nostalgia yang telah terpatri
contoh puisi pendek tema bebas
Perindu Senja
Terkadang kopi tak selalu manis
Begitu juga dengan sikapmu
Terkadang langit tak selalu cerah
Begitu juga dengan perasaanmu
Terkadang mawar juga tak merekah
Begitu juga dengan senyumanmu
Tetapi aku sadar, merindukanmu adalah jawaban
Dan senja jingga adalah kesempurnaan
contoh puisi pendek tema bebas
Suratan Takdir
Bahkan setiap kali mataku terpejam
Bayanganmu selalu menghantuiku
Lagi dan lagi, aku tak bisa melupakanmu
Dulu kita punya harapan yang sama
Untuk merajut sebuah kisah bahagia
Tetapi kita tak bisa melawan suratan takdir
Semesta tak mengizinkan kita untuk bersama
Hakikatnya cinta sejati adalah pengorbanan
Tentang rasa ikhlas untuk melepaskan
Seseorang yang selama ini kita perjuangkan
contoh puisi pendek tema bebas
Dilema
Jingga sore ini menemani lamunanku
Aku yang masih bernala-nala
Apakah ini nyata atau hanya delusiku semata
Apa ini konkret atau malah separasi durjana
Aku hendak meminang impianku
Tapi aku enggan terasing dari kekasihku
Contoh Puisi Pendek Tema Bebas
Tiga Kata
Rintik pagi ini jatuh cukup deras
Aku terbangun, namun tak segera beranjak
Embun masih ingin berlama-lama memeluk dedaunan
Mentari juga masih malu-malu untuk kentara
Satu dua kali aku kembali memejamkan mata
Tiba-tiba saja bayangmu ikut menyapa
Aku hanya bisa membingkai senyuman kecil
Karena ucapanmu kemarin
Dari bibir yang merah merekah
Tiga kata yang membuatku terhenti dalam waktu
Aku cinta kamu
Cinta Sejati
Kau adalah mentari yang menyinari hariku
Pelangi yang mewarnai hidupku
Kau adalah akar yang membantuku berdiri tegak
Karang yang selalu melindungiku dari ombak
Kau adalah payung yang sangat meneduhkan
Dan kau adalah rumah yang selalu kurindukan
Lentera Pilu
aku tak sanggup lagi memeluk bulan
meskipun sinarnya mampu menerangi malam
aku tak sanggup lagi mencumbu bintang
meskipun kerlipnya amembawa jiwaku terbang
bukan karena tak lagi menginginkan
tapi karena menggapainya terdapat batasan
sebenarnya ini juga tentang sebuah harapan
yang tak kunjung menemui satu titik terang
aku hanya bisa menjadikan malam sebagai penyamaran
untuk menjadi lentera pilu dalam kehidupan
Hitam Legam
Bumi ini beroratasi, waktu juga terus berputar
Kita tak bisa terus-terusan berlari atau berjalan
Ada kalanya kita merangkak dan jatuh tersungkur
Akupun pernah sampai pada legamnya kehidupan
Jiwaku redup, terhantam dalam lorong kenestapaan
Tapi mereka hanya pembunuh amatiran
Aku tak pernah benar-benar mati oleh keadaan
contoh puisi pendek tema bebas
Lonceng Kembar
Masa kecilku tak pernah gersang karena kau sirami
Hari-hariku juga tak pernah bias karena kau beri warna
Apa kau ingat tentang rumah pohon di seberang jalan?
Itu pintu gerbang kita masuk ke negeri dongeng
Di sana kita berlaga menjadi pendongeng di kerajaan imaji
Terbang bersama kuda poni milik peri
Lonceng persahabatan in ikan terus abadi
Sebagai simbol yang selalu dikenang di hati
Salam rinduku
Sahabatmu
Contoh Puisi Pendek Tema Bebas
Datuk Siraja
aku berjalan gontai menapak jejak di pematang jalan
mengalunkan sapu, mendorong gerobak using
mencermati kawula muda yang duduk di taman
ia menyulut bara api, lalu melontarkannya ke segala arah
sontak aku terbayang-bayang durja Datuk Siraja
lelaki renta yang kerap memberiku petuah sejak dulu kala
kita semua harus menempatkan sesuatu pada tempatnya
bila enggan memungut bala petaka
contoh puisi pendek tema bebas
Garis Putih
Harapan yang kita impikan
Tak selalu menjadi kenyataan
Tetapi hal tak terduga bisa menembus batas logika
Datang secara tiba-tiba
Hinga bersua dengan bahagia
Karena setiap bunga mekar ada massanya
Setiap pencapaian ada tempatnya
Dan yang mengetahui hanya sang pencipta
contoh puisi pendek tema bebas
Bergilir
Setiap manusia punya rute hidup yang berbeda
Sehingga arah langkahnya pun tak selalu sama
Kadang kita harus terbentur dengan bebatuan jatuh ke kubangan
Hingga akhirnya menemukan jalan untuk pulang
Yang bis akita lakukan hanya menunggu giliran
Mengikuti arus sambil berbenah diri
Kepalsuan
Nona mengapa dirimu acuh?
Padahal nona bersembunyi di balik asa
Mencipta replica untuk membalik aksara
Ternyata nona hanya beralibi, menyekar separasi
contoh puisi pendek tema bebas
Patah
Ternyata aku masih bersua dengna mentari pagi ini
Padahal semalam aku hamper mati
Terjebak dalam melankolisku sendiri
Karena tak mau mengikuti kata hati
Dan membiarkanmu pergi
Contoh Puisi Pendek Tema Bebas
Menara Lara
Laksana malam dalam balutan sepi yang mencekam
Sang putri mengucap sumpah serapah
Atas apa saja yang membuatnya patah
Dan siapa saja yang berulah
Harus dibayar dengan topeng bahagia
Dan juga untuk menghapus segala problematika
Derita sang putri di Menara lara
Pikiran Murni
Aku melihat ribuan pintu di ujung pulau
Dan aku harus melewati lautan keraguan
Melawan kebencian terkompresi
Dan menghalau segala bentuk distraksi
Aku butuh kapal keimanan
Yang tahan terhadap suara setan di kepalaku
Sebentar lagi aku akan segera sampai
Pada pintu yang menjadi jalanku
Aku berusaha keras mencegah coretan ombal
Akhirnya, kapalku berlabuh
contoh puisi pendek tema bebas
Mantra Lintang
Akulah sang pujangga yang dikutuk oleh malam
Yang terkurung dalam hiruk pikuknya ruang imaji
Tidak seperti senja tadi sore yang membawa rindu
Aku hanya bisa mengagumi lintang di cakrawala
Berharap ada yang jatuh agar bisa menaruh harap
Aku tahu, ini hanyalah sebuah ilusi yang fana
Tapi setidaknya bisa menjadi pelipur lara
Terompet Benalu
Alunan merasuk dalam jiwa
Menari-nari mengikuti melodi
Irama juga mengajak berdendang
Tetapi sayang seribu sayang
Banyak orang hanya mengabaikan
Karena mereka semua sepemikiran
Bahwa dirimu tak punya rasa malu
Karena menjadi terompet benalu
Serdadu Kumbang
peluh yang mengucur tak sempat kuseka
perlahan nestapa juga mulai meraba-raba
tapi tekad dan semangatku tak akan sirna
tapi tekad dan semangatku tak akan sirna
mengingat perjuangan dua malaikat tua
mungkin sekarang waktunya melukis asa
agar aku bisa membalas jasa-jasa mereka
Contoh Puisi Pendek Tema Bebas
Pemulung Kecil
Aku hanyalah seorang petualang
Yang berjalan menyusuri lorong Panjang
Bukan untuk lari dari kenyataan
Tapi mencoba berdamai dengan keadaan
Dari setiap perjalanan yang ku lalui
Aku mengambil pelajaran dari tempat yang kutinggali
Aku menumpang kebahagiaan dari oarng yang kutemui
Orang-orang menyebutku pemulung kecil yang berani
Rumah Usang
Canda tawa yang membawaku pulang
Kini sudah mulai menggersang
Rasa bahagia yang membuatku datang
Kini sudah kering kerontang
Semua berubah secara tiba-tiba
Memaksaku bersandiwara baik-baik saja
Entah apa yang menyihirr tempat ini
Semua menghilang tak terkecuali
Padahal aku rindu kehangatan di dalamnya
Pada rumah using, tempat berbagi bahagia
Permadani
Aku tak mempunyai sayap
Tapi aku tetap bisa terbang
Mengarungi lautan awan
Menggapai bintang-bintang
Memeluk sang rembulan
Menghancurkan nasib malang
Sebelum keabadaian
Bersama permadani harapan
Terarera
Sepasang dara di pohon cemara
Beretrorika tanpa suara
Merajut janji dalam mimpi
Untuk bersua di ruang imaji
Nyanyian tak seindah paras wajahmu
Alunan musikku juga tak semerdu suaramu
Tapi kerinduanku slelau menjadi pekat dimatamu
Tawamu begitu memikat
Menyelinap tanpa bermufakat
Senandung nada terus saja bersuara
Merasuk ke dalam jiwa
Terarerarera terarerarera.
Tuarang
Raja hutan bernaung di bawah pohon rindang
Menyantap daing si kancil yang malang
Tiba-tiba saja sang mentari ikut berlalu Lalang
Memeluk paksa sang raja hutan
Akhirnya sang raja pun siuman
Ikhwal yang sesungguhnya amat berkebalikan
Peluh sang raja hutan menganak sungai
Lehernya juga kerontang laksana hutan tandus
Ia mulai berlari dengan gontainya
Tapi sayang seribu sayang
Sumber kehidupan telah hilang
Oh raja hutan yang malang
Sorak Sorai
Setiap hari waktuku terbuang
Bersama bambu dan juga pedang
Lari berputar mengelilingi lapangan
Nafasku hamper terputus
Peluhku juga menenggelamkan kota
Rutinitas ini teramat banal
Letih sekali rasanya, ingin menyerah
Namun, semangat juga harus terus membara
Hingga waktu yang dinanti pun tiba
Tekad kuat berada di ujung tombak
Dan ini seperti buah simalakama
Berat sekali melangkahkan kakiku
Tetapi aku sudah terlanjur masuk
Pilihannya hanya ada dua
Mati sia-sia atau jadi juara dan bangga
Akhirnya, sorak sorai juga
Tak Selaras
Tuhan, aku tak bisa menebakmu
Jangankan hari esok
Sedetik setelah ini pun aku tak mampu
Begitu juga aku memahamimu
Aku tak bisa menebakmu
Apa kau juga mengagumiku
Karena aku sangat tergila-gila padamu
Matamu bersinar begitu terang
Hati dan parasmu juga rupawan
Diamlah, bukan itu yang membuatku jatuh hati
Tapi sikap dan pemikiranmu
Yang sederhana dan sangat dewasa
Apa kau tahu?
Disini aku selalu memikirkanmu
Menciptakan bayanganmu dalam lamunku
Tapi aku sebenarnya ini terlalu menyiksa
Karena rasaku nyata
Namun hadirmu semu.
Rapat Basi
Bangun pagi tuk kejar waktu
Rapat pagi getarkan raga
Jiwa raga dan hati siap tuk bicara
Duduk hadir di ruang rapat
Semua masuk dengan wajah manyun
Tanpa senyum
Bak kebanyakan makan peuyeum
Semua bermuka masam
Tanpa senyum
Tanpa ekspresi
Selain menunduk
Sibuk selalu dengan gadget
Gubrak.
Tuk apa hadir rapat
Telinga dipakai tapi bukan hati
Bicara kesana kemari sesuka hati
Tak berujung dengan solusi
Setitik Rindu
Rindu itu.. membaca berulang-ulang setiap kata yang kau tulis
Rasa panas dingin, menyakitkan dari ujung rambut sampai ujung kaki
Mencoba sibu bekerja di depan layar namun tak henti memikirkanmu
Rindu itu.. kuat bertahan menghadapi segala situasi,
Seolah kau ada disampingku, mengamati kau sibuk sendiri
Duduk di sebelahmu namun tak mampu berkata-kata,
Pikiran tak Lelah berjalan menerka-nerka sedang apa kau disana
Rindu itu.. paham kau baik-baik saja dan rindu aku
Sadar rasa ini tak seharusnya ada karena kau selalu ada
Selalu ingat sapamu saat kita bertemu,
Berjarak waktu dan tempat
Rindu itu.. merusak isi kepalaku,
Melemahkan jiwa dan ragaku, menahan rasa tuk bersua
Menunggu genggaman tangan dan pelukanmu
Mengharap tatapan lembut matamu, senyum manismu
Dan kelembutan hatimu serta santun tutur katamu
Rindu itu, selalu berdoa dan mengharap hadirmu
Kutunggu Si Burung Hantu
Langit mulai jingga di ujung sana
Kuhampiri kaca jendela yang mulai basah
Hujan tak henti sepanjang hari
Rintiknya mulai mengganggu
Kemanakah kau wahai burung hantu
Yang setia sepanjang malam menunggu
Hujan membuat hatiku kelabu
Karena kawanku urung bertamu
Suaramu satu-satunya pemecah sunyi
Melewati dinginnya hari
Kau memang sahabat sejati
Selalu datang temani diri
Menyongsong menyambut pagi
HUJAN BULAN JUNI
Sapardi Djoko Damono
tak ada yang lebih tabah
dari hujan bulan Juni
dirahasiakannya rintik rindunya
kepada pohon berbunga itu
tak ada yang lebih bijak
dari hujan bulan Juni
dihapusnya jejak-jejak kakinya
yang ragu-ragu di jalan itu
tak ada yang lebih arif
dari hujan bulan Juni
dibiarkannya yang tak terucapkan
diserap akar pohon bunga itu
PADA SUATU HARI NANTI
Sapardi Djoko Damono
pada suatu hari nanti
jasadku tak akan ada lagi
tapi dalam bait-bait sajak ini
kau tak akan kurelakan sendiri
pada suatu hari nanti
suaraku tak terdengar lagi
tapi di antara larik-larik sajak ini
kau akan tetap kusiasati
pada suatu hari nanti
impianku pun tak dikenal lagi
namun di sela-sela huruf sajak ini
kau tak akan letih-letihnya kucari
METAMORFOSIS
Sapardi Djoko Damono
ada yang sedang menanggalkan
kata-kata yang satu demi satu
mendudukkanmu di depan cermin
dan membuatmu bertanya
tubuh siapakah gerangan
yang kukenakan ini
ada yang sedang diam-diam
menulis riwayat hidupmu
menimbang-nimbang hari lahirmu
mereka-reka sebab-sebab kematianmu
ada yang sedang diam-diam
berubah menjadi dirimu
SIHIR HUJAN
Sapardi Djoko Damono
Hujan mengenal baik pohon, jalan, dan selokan — swaranya bisa
dibeda-bedakan;
kau akan mendengarnya meski sudah kaututup pintu dan jendela.
Meskipun sudah kau matikan lampu.
Hujan, yang tahu benar membeda-bedakan, telah jatuh di pohon,
jalan, dan selokan
– – menyihirmu agar sama sekali tak sempat mengaduh waktu
menangkap wahyu yang harus kaurahasiakan
YANG FANA ADALAH WAKTU
Sapardi Djoko Damono
Yang fana adalah waktu. Kita abadi:
memungut detik demi detik, merangkainya seperti bunga
sampai pada suatu hari
kita lupa untuk apa.
“Tapi, yang fana adalah waktu, bukan?”
tanyamu.
Kita abadi.
METAMORFOSIS
Sapardi Djoko Damono
ada yang sedang menanggalkan
kata-kata yang satu demi satu
mendudukkanmu di depan cermin
dan membuatmu bertanya
tubuh siapakah gerangan
yang kukenakan ini
ada yang sedang diam-diam
menulis riwayat hidupmu
menimbang-nimbang hari lahirmu
mereka-reka sebab-sebab kematianmu
ada yang sedang diam-diam
berubah menjadi dirimu
SIHIR HUJAN
Sapardi Djoko Damono
Hujan mengenal baik pohon, jalan, dan selokan — swaranya bisa
dibeda-bedakan;
kau akan mendengarnya meski sudah kaututup pintu dan jendela.
Meskipun sudah kau matikan lampu.
Hujan, yang tahu benar membeda-bedakan, telah jatuh di pohon,
jalan, dan selokan
– – menyihirmu agar sama sekali tak sempat mengaduh waktu
menangkap wahyu yang harus kaurahasiakan
YANG FANA ADALAH WAKTU
Sapardi Djoko Damono
Yang fana adalah waktu. Kita abadi:
memungut detik demi detik, merangkainya seperti bunga
sampai pada suatu hari
kita lupa untuk apa.
“Tapi, yang fana adalah waktu, bukan?”
tanyamu.
Kita abadi.
Kehidupan, Sebuah Perjalanan
Kehidupan ini, seperti eskalator
Kita terus bergerak, tak pernah berhenti
Menaiki tangga demi tangga
Menuju ke atas, menuju ke kemajuan
Namun di setiap langkah, di setiap tingkat
Kita harus menghadapi rintangan yang tak terduga
Tantangan yang menantang, pujian yang membanggakan
Kita harus berjuang, kita harus berusaha
Tak ada yang berjalan mudah, tak ada yang cepat
Semuanya membutuhkan waktu, membutuhkan usaha
Tapi jangan pernah berhenti, jangan pernah merasa putus asa
Teruslah berjuang, teruslah tumbuh
Kehidupan ini, seperti warna-warni pelangi
Penuh dengan keajaiban, penuh dengan keindahan
Jadilah diri sendiri, jadilah pribadi yang bermanfaat
Jangan pernah merasa rendah, jangan pernah merasa tak berharga
Sekolahku, Rumah keduaku
Sekolah, tempat berkumpulnya anak-anak
Tempat bermain, belajar, dan tumbuh
Disini kita dapat ilmu yang bermanfaat
Disini kita dapat sahabat yang setia
Sekolah, seperti rumah kedua
Tempat kita merasa aman dan nyaman
Disini kita dapat guru yang mengajar
Disini kita dapat teman yang senang
Sekolah, sebuah wadah untuk bersaing
Untuk mengembangkan potensi yang terpendam
Disini kita dapat prestasi yang membanggakan
Disini kita dapat cita-cita yang terwujud
Sekolah, sebuah langkah menuju masa depan
Tempat kita menyiapkan diri untuk bertarung
Disini kita dapat bekal yang berguna
Disini kita dapat kekuatan yang terus bertambah
Contoh Puisi Pendek Tema Bebas – Demikian beberapa puisi singkat dengan berbagai tema yang bisa kamu gunakan sebagai referensi tugas kamu, atau kamu juga bisa menggunakannya untuk dibacakan untuk semua orang. semoga Contoh Puisi Pendek Tema Bebas ini bermanfaat
Baca juga : Puisi Hari Guru