Aksara jawa lan pasangane – Manusia dibekali cipta, rasa, dan karsa oleh Tuhan untuk menjalani hidupnya. Dalam kehidupan manusia merupakan mahluk sosial yang melakukan komunikasi dengan orang lain, baik melalui lisan maupun tulisan. Tulisan sebagai salah satu alat untuk menyampaikan maksud dan tujuan kepada orang lain. Tulisan berupa huruf atau aksara yang membentuk menjadi suatu kata, kalimat, paragraph dan wacana yang dapat digunakan dalam menulis suatu tulisan sebagai sarana berkomunikasi adalah Aksara Jawa.
Akrasa Jawa
Aksara jawa lan pasangane – Aksara Jawa yaitu aksara yang digunakan untuk menuliskan bahasa Jawa, berjumlah dua puluh huruf, ( berawal dengan huruf Ha dan berakhir dengan huruf Nga ) (KBBI:29). Dalam aksara Jawa terdapat Aksara Jawa nglegena, aksara jawa pasangan dan aksara jawa sandhangan. Untuk aksara jawa nglegena dan Aksara jawa pasangan masing-masing berjumlah 20 huruf berawal dari huruf Ha sampai dengan huruf Nga.
Aksara Jawa pertama kali di standarisasikan penulisannya pada sebuah lokakarya di Sriwedari, Surakarta pada 1926 yang hasilnya disebut sebagai Wewaton Sriwedari. Pada masa lampau aksara jawa digunakan untuk menulis cerita (serat), Primbon, tembang (kakawin), dan sejarah (babad) dengan media-media tulis daun lontar hingga kertas-kertas berilustrasi dan berhiasan tepi.
Manfaat belajar aksara Jawa
Menurut Hesti Mulyani, 2015. Mempelajari aksara sebagai sarana untuk menyampaikan ide gagasan dengan tulisan khususnya bagi orang jawa dalam kehidupan bermasyarakat. Tulisan tersebut dapat berupa surat pribadi/laying iber-iber, naskah atau buku.
Di samping itu juga dengan mempelajari Aksara jaw akita dapat memiliki sarana untuk menggali isi suatu naskah atau buku yang ditulis dengan aksara jawa sehingga dapat menerangkan maksud yang terkandung di dalamnya.
Dengan demikan ilmu aksara jawa sangat diperlukan bagi para pembaca agar aksara jawa tetap dapat selalu lestari terlebih lagi dunia Pendidikan sangat baik diajarkan bagi para siswa agar dapat benar-benar memahami dan merasa memiliki aksara jawa sebagai warisan leluhur.
Untuk memahami lebih jauh tentang aksara jawa, sipantun akan membahas untuk kalian semua mulai dari jenis dan bentuk, pasangan dan sandhangan dari aksara jawa. Yuk simak pembahasannya berikut ini.
Aksara jawa lan pasangane : Cara Membaca dan Menulis Aksara Jawa
Hal yang harus di Ingat dalam membaca dan menulis Aksara Jawa yaitu :
- Ditulis dari kiri ke kanan (abugida)
- Scriptio Continua
Tulisan yang bersambung tanpa spasi antar kata
- Sylabic, atau Suku Kata ( ha…na…ca…dst)
- Aksara Ha bisa menggantikan huruf a, bisa juga menjadi huruf i,u,e,o (jika diberi sandhangan/tanda vocal.
- Setiap Aksara Jawa mempunyai Aksara pasangan. Aksara yang berubah bentuk atau posisinya untuk menghormati aksara sebelumnya yang mati/menjadi konsonan
- Aksara konsonan/huruf mati ditengah kata/kalimat bentuknya tidak berubah, tapi justru aksara selanjutnya yang berubah, diganti dengan aksara pasangan.
- Aksara mati/konsonan di akhir kalimat diberi pangkon
- Aksara mati/konsonan di tengah kalimat juga bisa diberi pangkon, untuk menghindari bertumpuknya aksara hingga bertumpuk tiga. Atau untuk alasan jeda/koma
- Sebuah kalimat yang berdiri sendiri atau sebuah paragraph, harus dimulai dengan adeg-adeg dan ditutup dengan padha lungsi atau padha lingsa
Aksara jawa lan pasangane: Ciri-ciri Aksara Jawa
- Pada dasarnya, aksara Jawa bisa dilihat ciri-ciri utamanya yang sangat mudah. Yaitu: lengkung seperti huruf “n” tapi lebih tinggi.
- Variasi selanjutnya. Ada lengkung double dempet dan ada pula yang berjarak antar lengkung.
- Urutan aksara jawa pertama dimulai dengan “ha/ꦲ”
Aksara jawa lan pasangane : Jenis dan Bentuk Aksara Jawa
Aksara Jawa Nglegena
Aksara jawa Nglegena memiliki jumlah 20 huruf yang berawal dari Ha sampai dengan Nga. Setiap huruf jaw ajika ditulis latin terdiri dari dua huruf, yaitu huruf pertama berupa konsonan (K), dan huruf kedua berupa huruf Vokal (V) “a”. Sebagai contoh adalah huruf Ha,Na,Ca,Ra,Ka, dan seterusnya.
Terdapat dua huruf yang hamper sama dalam pengucapannya, yaitu Da dan Dha, serta huruf Ta dan Tha. Keempat huruf tersebut jika salah dalam penggunaannya maka akan merubah makna kata dalam bahasa jawa. Sebagai Contoh kata wedi “Takut” dan wedhi “pasir”, Tutuk “ bahasa krama mulut” dan thuthuk “Pukul”. Maka dari itu penulisan aksara jawa dari keempat huruf tersebut harus benar.
Adapun bentuk dan nama masing-masing aksara jawa Nglegena adalah sebagai berikut:
ꦲ | ꦤ | ꦕ | ꦫ | ꦏ |
---|---|---|---|---|
Ha | Na | Ca | Ra | Ka |
ꦣ | ꦠ | ꦱ | ꦮ | ꦭ |
Da | Ta | Sa | Wa | La |
ꦥ | ꦣ | ꦗ | ꦪ | ꦚ |
Pa | Dha | Ja | Ya | Nya |
ꦩ | ꦒ | ꦧ | ꦛ | ꦔ |
Ma | Ga | Ba | Tha | Nga |
Aksara jawa Pasangan
Aksara Jawa Pasangan berjumlah 20 huruf berawal dari Ha sampai dengan huruf Nga. Jadi setiap aksara Jawa Nglegena memiliki huruf Aksara pasangan sendiri-sendiri. Aksara pasangan ada yang dituliskan di samping huruf Nglegena dan ada pula yang dituliskan dibawah aksara Nglegena. Untuk yang dituliskan di samping aksara Nglegenanya adalah aksara jawa pasangan huruf ha, sa, dan pa. sedangkan untuk pasangan yang lain sejumlah 17 huruf dituliskan dibawah aksara jawa Nglegena.
Perlu kita ketahui bahwa Aksara Pasangan bukan huruf konsonan. Tetapi aksara yang berubah bentuk atau posisinya untuk menghormati aksara sebelumnya yang mati/menjadi konsonan.
Adapun bentuk dan nama aksara Jawa pasangan adlaah sebagai berikut:
Sandhangan Aksara Jawa
Sandhangan merupakan tanda diakritik yang dipakai sebagai pengubah bunyi di dalam tulisan aksara jawa (Darusuprata:18). Sandhangan memiliki bentuk dan fungsi masing-masing di antaranya sandhangan swara “Bunyi Vokal”, sandhangan panyigeging wanda “penanda Konsonan penutup suku kata”. Sedangkan menurut Soerasa ditambah dengan sandhangan wiyanjana “ penanda Gugus Konsonan”
Sandhangan Aksara Jawa swara “ Bunyi Vocal”
Dalam aksara Jawa Sandhangan swara untuk menghubah vocal (a) menjadi bunyi vocal ( i,u,è,é,ê, dan o).
Bentuk dan nama sandhangan swara “ bunyi vocal” adalah sebagai berikut.
Bentuk | Nama | Fungsi | Contoh | Ak Jawa | Ket |
---|---|---|---|---|---|
wulu | melambangkan vokal i di dalam suatu suku kata | pipi "pipi dan Wingi "Kemarin" | ꧋ꦥꦶꦥꦶ dan ꧋ꦮꦶꦔꦶ | huruf (pa) menjadi (pi),(wa),(nga)menjadi (wi), (ngi) | |
suku | melambangkan vokal u di dalam suatu suku kata | wulu"bulu" dan Tuku"Beli" | ꧋ꦮꦸꦭꦸ dan ꧋ꦠꦸꦏꦸ | huruf (wa),(la), menjadi (wu),(lu),huruf (ta), (ka) menjadi (tu), (ku) | |
taling | melambangkan vokal (é) huruf seperti pada kata enak dan (è) seperti huruf e pada kata ember dalam suatu kata | téla "ubi" dan Bèbèk "itik" | ꧋ꦠꦺꦭ dan ꧋ꦧꦺꦧꦺꦏ꧀ | huruf (ta) menjadi (té) huruf (ba) menjadi (bè) | |
pêpêt | merubuh huruf (a) menjadi huruf (ê) seperti pada kata emas | kêna "terkena" | ꧋ꦏꦼꦤ | huruf (ka) menjadi (kê) | |
taling tarung | merubah kata huruf (a) menjadi huruf (o) | loro"dua" | ꧋ꦭꦺꦴꦫꦺꦴ | huruf (la) dan (ra) menjadi (lo) dan (ro) | |
Sandhangan Aksara Jawa panyigeging wanda “ penanda konsonan penutup suku kata”
Digunakan untuk mengganti 3 jenis huruf konsonan yaitu (r, h, dan ng) yang mengikuti huruf vocal pada setiap kata dan kalimat. Selain itu juga terdapat satu sandhangan pangkon yang digunakan sebagai penanda huruf mati/konsonan terakhir yang terdapat pada setiap kalimat.
Bentuk dan nama sandhangan panyigeging wanda adalah sebagai berikut
Bentuk | Nama | Fungsi | Contoh | Aksara Jawa | Keterangan |
---|---|---|---|---|---|
layar | menandai huruf (r) yang mati pada setiap kata | Sir | ꧋ꦱꦶꦂ | huruf (si) dilayar menjadi (sir) | |
wignyan | menandai huruf (h) yang mati pada setiap kata | Luh "air mata" | ꧋ꦭꦸꦃ | huruf (hu) diwignyan menjadi (luh) | |
cecek | menandai huruf (ng) yang mati pada seiap kata | Kang "abang" | ꧋ꦏꦁ | huruf (ka) di cecek menjadi (kang) | |
pangkon | menandai huruf konsonan yang mati pada setiap akhir kata pada kalimat terakhir | Kelas duk | ꧋ꦏꦼꦭꦱ꧀ dan ꧋ꦣꦸꦏ꧀ | huruf (sa) menjadi (s) huruf (ka) menjadi (k) |
Sandhangan Aksara Jawa wiyanjana “Penanda Gugus Konsonan”
Terdapat lima macam penanda gugus konsonan di dalam aksara jawa. Yaitu cakra, keret, pengkal, panjing wa, panjing la
Bentuk | Nama | Fungsi | Contoh | Aksara Jawa | |
---|---|---|---|---|---|
cakra | menuliskan suku kata dngan pola (K)ra | Prabu | ꧋ꦥꦿꦧꦸ | ||
cakra wulu | menuliskan suku kata dngan pola (K)ri | Sri | ꧋ꦱꦿꦶ | ||
Cakra suku | menuliskan suku kata dengan pola (K)ru | Krupuk | ꧋ꦏꦿꦸꦥꦸꦏ꧀ | ||
Cakra taling | menuliskan suku kata dengan pola (K)ré / (K)rè | Préi dan Krèta | ꧋ꦥꦿꦺꦪꦶ ꧋ꦏꦿꦺꦠ | ||
Cakra taling tarung | menuliskan suku kata dengan pola (K)ro | Kroto | ꧋ꦏꦿꦺꦴꦠꦺꦴ | ||
cakra keret | menuliskan suku kata dengan pola (K)rê | Krêtu | ꧋ꦏꦿꦼꦠꦸ | ||
pengkal | menuliskan suku kata dengan pola (K)ya | Kyai | ꧋ꦏꦾꦻ | ||
pengkal disuku | menuliskan suku kata dengan pola (K)yu | Kepyur | ꧋ꦏꦼꦥꦾꦸꦂ | ||
pengkal ditaling tarung | menuliskan suku kata dengan pola (K)yo | Kopyor | ꧋ꦏꦺꦴꦥꦾꦺꦴꦂ | ||
panjing (wa) | Menuliskan suku kaa dengan pola (K)wa | kwali | ꧋ꦏ꧀ꦮꦭꦶ | ||
panjing (wa) diwulu | Menuliskan suku kaa dengan pola (K)wi | swiwi | ꧋ꦱ꧀ꦮꦶꦮꦶ | ||
panjing (la) | Menuliskan suku kaa dengan pola (K)la | klasa | ꧋ꦏ꧀ꦭꦱ | ||
panjing (la) dipepet | Menuliskan suku kaa dengan pola (K)lê | klêpon | ꧋ꦏ꧀ꦭꦼꦥꦺꦴꦤ꧀ | ||
panjing (la) disuku | Menuliskan suku kaa dengan pola (K)lu | kluwak | ꧋ꦏ꧀ꦭꦸꦮꦏ꧀ | ||
panjing (la) ditaling | Menuliskan suku kaa dengan pola (K)lè | Klèwèr | ꧋ꦏ꧀ꦭꦺꦮꦺꦂ |
Ligatur Aksara dan Pasangan dan Fungsinya
Aksara jawa ditulis tidak berspasi sehingga kata demi kata bersambung terus (Scriptio continua). aksara jawa juga tidak menulis pangkon ditengah-tengah kalimat sehingga jika ingin mematikan vokal huruf maka huruf tersebut hendaknya dipasangi aksara pasangan dari awal kata/sukukata berikutnya. aksara jawa lan pasangane dapat terletak di bawah atau disebelah kanan aksara yang dipasanginya.
misalnya kata “aksara” maka ditulis tangan [ HA, KA, pasangan SA,RA] bukan [HA, KA, pangkon, SA, RA]. bila dilihat dari contoh, aksara pasangan KA (dan juga TA & LA) akan kembali ke bentuk asalnya jika dipasangkan lagi dengan suku
Prinsip-Prinsip Belajar Aksara Jawa
Suwardi Endraswara adalah seorang ahli aksara Jawa yang sangat terkenal di Indonesia. Ia telah menulis banyak buku dan artikel tentang aksara Jawa. Menurut Endraswara, ada beberapa prinsip dalam belajar aksara Jawa yang perlu diperhatikan, di antaranya:
- Memahami sistem aksara Jawa: Sebelum belajar aksara Jawa, kita perlu memahami sistem aksara Jawa terlebih dahulu. Aksara Jawa memiliki sistem penulisan yang berbeda dengan abjad Latin, sehingga kita perlu memahami aturan dan konvensi yang ada dalam sistem aksara Jawa.
- Menguasai pengucapan: Selain memahami sistem aksara Jawa, kita juga perlu menguasai pengucapan huruf-huruf aksara Jawa dengan baik. Hal ini penting karena pengucapan yang salah dapat mempengaruhi makna dan arti dari kata yang ditulis dalam aksara Jawa.
- Berlatih menulis: Seperti halnya dalam belajar menulis dengan abjad Latin, dalam belajar aksara Jawa juga diperlukan latihan yang terus-menerus dalam menulis huruf-huruf aksara Jawa. Dengan berlatih menulis, kita dapat mengembangkan kemampuan menulis dalam aksara Jawa secara perlahan namun pasti.
- Membaca teks aksara Jawa: Selain belajar menulis, kita juga perlu membaca teks yang ditulis dalam aksara Jawa. Dengan membaca teks aksara Jawa, kita dapat memahami pola penulisan dan tata bahasa yang digunakan dalam aksara Jawa.
- Menjaga keaslian aksara Jawa: Salah satu prinsip penting dalam belajar aksara Jawa adalah menjaga keaslian aksara Jawa. Kita perlu mempelajari dan menggunakan aksara Jawa dengan cara yang benar dan sesuai dengan aturan yang berlaku, sehingga aksara Jawa dapat terus dijaga keasliannya dan tidak hilang ditelan zaman.
Contoh 50 Tulisan Aksara jawa dan Artinya
berikut adalah contoh tulisan aksara Jawa beserta artinya:
- ꦲꦩꦸꦁꦒꦸꦩꦤ꧀ (sawetara) – beberapa
- ꦗꦧꦸꦱꦶꦪ (jagad) – dunia
- ꦥꦝꦶ (wong) – orang
- ꦥꦤꦸꦩꦼꦤ꧀ (warta) – berita
- ꦱꦗꦮ (sapa) – menyapa
- ꦥ꦳ꦶꦠꦼꦒꦶꦤ꧀ (wicara) – pembicaraan
- ꦩꦤꦺꦴꦒꦾꦏꦂ (thengen) – keturunan
- ꦢꦸꦤꦶꦠꦸ (dina) – hari
- ꦕꦸꦢꦶꦪ (panggung) – panggung
- ꦥꦥꦶ (wewe) – kakek
- ꦲꦩꦶꦤ꧀ (sareng) – bersama-sama
- ꦥꦶꦠꦏ꧀ (watak) – sifat
- ꦲꦏ꧀ꦏꦸ (saka) – tahun Saka
- ꦏꦸꦭꦺꦴꦪ (klenik) – kepercayaan tradisional
- ꦗꦒꦺꦴꦤ꧀ (janggan) – layang-layang
- ꦱꦗꦺꦴꦤ꧀ (sangar) – kuat, tangguh
- ꦤꦺꦕꦼꦏꦭꦶꦱꦶꦠꦸ (wukir) – rasa lapar yang sangat
- ꦮꦒꦺꦴꦑ꧀ (wong) – manusia
- ꦩꦸꦒꦼꦭ꧀ (thengul) – gula aren
- ꦲꦺꦴꦤ꧀ (sekar) – bunga
- ꦧꦺꦴꦏꦸ (gawe) – pekerjaan
- ꦗꦸꦢ (jawa) – bahasa Jawa
- ꦥꦤꦸꦠꦼꦧꦺꦴꦭꦤ꧀ (wisuda) – kelulusan
- ꦲꦏꦭꦶꦱꦶꦠꦸ (saka wuku) – sistem kalender Jawa
- ꦲꦸꦕꦸꦁꦒꦸ (sapaqan) – saling meminta maaf
- ꦕꦺꦴꦒꦺꦭꦶ (pranata) – sistem tata kelola
- ꦕꦼꦭꦏꦸ (prakara) – hal-hal tertentu
- ꦲꦏ꧀ꦭꦸꦱꦶꦁꦒꦸ (saka warsa) – tahun Saka
- ꦏꦸꦭꦺꦴ (klenik) – spiritual
- ꦲꦺꦴꦧꦼꦤ꧀ (sengkala) – sistem penanggalan Jawa
- ꦗꦸꦠꦸꦭꦺꦴꦱꦶꦠꦸ (jagad sakala) – seluruh dunia
- ꦥ꦳ꦸꦤꦶꦁꦒꦸ (widyawan) – orang yang berpengetahuan luas
- ꦥꦺꦃꦶꦩꦤ꧀ (watak) – karakteristik
- ꦥꦺꦴꦤꦸꦁꦒꦸ (wiwit) – mulai
- ꦲꦤꦕꦺꦴꦩ꧀ (sari) – esensi
- ꦧꦸꦥꦺꦴꦭ꧀ (gaya) – gaya
- ꦥ꦳ꦸꦕꦸꦤ꧀ (waskita) – konstruksi
- ꦩꦺꦴꦲꦺꦴꦭꦶꦁ (thukul) – tongkat
- ꦧꦸꦏꦤꦸ (gagrag) – mendorong
- ꦲꦱꦫꦶꦏꦸ (sawetan) – kumpulan
- ꦥꦤꦶꦫꦶꦩꦸꦭ꧀ (warih) – penjaga
- ꦥ꦳ꦶꦩꦼꦤ꧀ (wicara) – berbicara
- ꦏꦶꦫꦶꦱꦶꦠꦸ (kawis) – penulis
- ꦲꦧꦏꦼꦭꦃ (sangka) – anggapan
- ꦏꦺꦴꦧꦱꦺꦴꦤ꧀ (karsa) – niat
- ꦲꦸꦧꦸꦭꦺꦴꦪ (sanggama) – perkawinan
- ꦲꦸꦠꦶꦮꦤ꧀ (setya) – setia
- ꦣꦸꦭꦶꦥꦺꦴ (dwiwarna) – dwiwarna
- ꦏꦸꦭꦺꦴꦤ꧀ (klenik) – mistis
- ꦩꦸꦭꦺꦴꦪꦸ (thulik) – kaligrafi
Penulisan angka aksara jawa 1-20
berikut ini adalah penulisan angka aksara jawa 1-20 :
- ꦯ (Siji)
- ꦭꦺꦴ (Loro)
- ꦠꦺꦴ (Telu)
- ꦦꦲꦶꦥ (Papat)
- ꧔ (Lima)
- ꦲꦺꦴꦁ (Enem)
- ꦥꦼꦠꦸ (Pitu)
- ꧘ (Wolu)
- ꧉ (Sanga)
- ꧊ (Sepuluh)
- ꧋꧉ (Sewelas)
- ꦭꦺꦴꦲꦶꦱ (Loro dasa)
- ꦠꦺꦴꦲꦶꦱ (Telu dasa)
- ꦦꦲꦶꦥꦲꦶꦱ (Papat dasa)
- ꧔ꦲꦶꦥꦲꦶꦱ (Limo dasa)
- ꦲꦺꦴꦁꦲꦶꦱ (Enem dasa)
- ꦥꦼꦠꦸꦲꦶꦱ (Pitu dasa)
- ꧘ꦲꦶꦱ (Wolu dasa)
- ꧉ꦲꦶꦱ (Sanga dasa)
- ꧊ꦸꦭ (Pulu)
Aksara jawa lan pasangane : Tips untuk mempelajari Aksara Jawa
Sipantun memiliki beberapa tips dan saran nih untuk kalian yang ingin mulai belajar tentang aksara Jawa, antara lain:
- Mempelajari sistem aksara Jawa secara menyeluruh: Sebelum mulai belajar menulis dengan aksara Jawa, penting untuk memahami sistem aksara Jawa terlebih dahulu. Anda perlu memahami aturan dan konvensi yang ada dalam sistem aksara Jawa, seperti cara menulis dan membaca huruf-huruf aksara Jawa.
- Berlatih menulis dengan konsisten: Seperti halnya dalam belajar keterampilan lain, konsistensi adalah kunci untuk berhasil dalam belajar menulis dengan aksara Jawa. Sisihkan waktu secara teratur untuk berlatih menulis huruf-huruf aksara Jawa. Mulailah dengan huruf-huruf dasar dan terus tingkatkan hingga bisa menulis kalimat-kalimat yang lebih kompleks.
- Membaca teks aksara Jawa: Selain belajar menulis, penting juga untuk membaca teks aksara Jawa agar bisa memahami pola penulisan dan tata bahasa yang digunakan dalam aksara Jawa. Anda dapat mencari teks aksara Jawa di buku-buku atau sumber online.
- Bergabung dengan kelompok belajar: Bergabung dengan kelompok belajar aksara Jawa dapat membantu Anda belajar dengan lebih cepat dan efektif. Anda dapat memperoleh dukungan dan saran dari anggota kelompok yang juga sedang belajar aksara Jawa.
- Menjaga motivasi: Belajar aksara Jawa memang membutuhkan ketekunan dan kesabaran. Oleh karena itu, penting untuk menjaga motivasi dan semangat belajar Anda. Ingatlah alasan mengapa Anda ingin belajar aksara Jawa dan jangan mudah menyerah.
Aksara jawa lan pasangane – Seperti yang telah dijelaskan, belajar aksara Jawa memang membutuhkan ketelatenan dan konsistensi dalam berlatih. Namun, dengan mengikuti prinsip-prinsip yang ada, kita dapat mempelajari aksara Jawa dengan lebih mudah dan efektif.
Sebagai salah satu warisan budaya Indonesia, aksara Jawa juga perlu terus dijaga dan dilestarikan agar tidak hilang ditelan zaman. Oleh karena itu, mari kita mulai belajar dan mempraktikkan aksara Jawa dengan sungguh-sungguh. Siapa tahu, suatu saat nanti kita dapat menjadi bagian dari upaya menjaga keberlangsungan dan keberlanjutan aksara Jawa sebagai bagian penting dari identitas dan kekayaan budaya bangsa.